Jakarta | AndoraNews : Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung (Kejagung), Dr Harli Siregar SH MHum, Mengungkapkan bahwa profesi jurnalis itu sangat mulia. Makanya, di setiap tempat ketika mulai memiliki jabatan kecil di Kejaksaan, bermitra dengan media adalah sebuah kebutuhan. Harli siregar
Demikian diungkapkan Kapuspenkum Kejagung, Harli Siregar, dalam acara perpisahan dengan Forum Wartawan Kejaksaan Agung (Forwaka), yang berlangsung di Kafe Safari, Jakarta Selatan, Minggu (13/07/2025).
Ya, Harli Siregar bakal menjalankan tugas barunya sebagai Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Sumatera Utara (Sumut) di Medan, sesuai Surat Keputusan (SK) Jaksa Agung Burhanuddin Nomor: 352/Tahun 2025 tertanggal 4 Juli 2025.
Selanjutnya Jaksa Agung Burhanuddin menunjuk Anang Supriyatna, Wakil Kepala Kejaksaan Tinggi (Wakajati) Sulawesi Tenggara (Sultra) menjadi Kapuspenkum Kejagung menggantikan Harli Siregar.
Dalam sambutannya, Harli mengatakan, selama 1 tahun 1 bulan menjabat sebagai Kapuspenkum, berbagai dinamika dihadapinya bersama wartawan di Kejagung.
Dia mengaku sering mendapat kritik dan “serangan” bertubi tubi dari wartawan.
“Makanya, sebetulnya sebutannya bukan Kepala Pusat, tetapi Kepala Pusing,” kata Kapuspenkum Harli Siregar sambil tertawa.
Namun, walaupun pusing, ia tetap siap menghadapinya, karena memang sudah tugasnya menjadi Kapuspenkum.
Harli Siregar berkisah, tiap hari, ratusan hingga ribuan pesan dari jurnalis masuk ke ponselnya.
Ia selalu berusaha merespons secepatnya, walaupun tentu tidak semuanya bisa cepat dijawab
Makanya, tak heran, saban hari Harli Siregar hanya bisa tidur sekitar tiga jam.
Hari Sabtu dan Minggu pun, ia kerap disibukkan dengan segudang pertanyaan-pertanyaan dari wartawan.
Menurut Harli Siregar, ia melakukan hal tersebut karena tugasnya untuk menyampaikan informasi tentang Adhyaksa dengan benar.
“Saya bersyukur pernah menjadi Kapus, pernah bertemu dengan saudara-saudara di Forwaka,” tambah dia.
Ketika ia berhubungan dengan jurnalis, ia sudah bertemu dengan masyarakat yang sesungguhnya.
Jadi, lanjut Harli Siregar, jika hubungan itu bisa dibina dan disinergikan dengan baik, tidak ada lagi kekhawatiran dengan berbagai dinamika sosial, terutama dalam menghadapi daya kritis para jurnalis.
Pada kesempatan itu, Harli mengungkapkan, rekam jejak digital hubungannya dengan jurnalis bisa ditelusuri, mulai dari jabatan sebagai Aspidum di Medan sampai saat menjadi Kajati di Papua Barat.
Seorang jurnalis, lanjutnya, memiliki misi yakni pers pejung dan pejuang pers. Dan itu yang diinginkannya, makanya, pejabat bintang dua ini mau duduk kakian dengan rekan-rekan jurnalis.
“Karena saya mau pers pejuang dan pejuang pers itu terus tumbuh. Memang capek, tapi itulah tugas,” papar Harli Siregar.
Secara khusus, Harli Siregar memberikan catatan kemitraannya dengan Forwaka.
Menurut dia, banyak tantangan yang ia hadapi, terutama dalam menghidupkan kembali Forwaka.
Dengan tantangan itu, Forwaka semakin ditempa, semakin dewasa.
Forwaka juga menjadi profesional, berkualitas, dan berkompeten. Lebih solid dan solider,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Forwaka Baren Siagian menjelaskan, Kapuspenkum Harli Siregar banyak memberi dukungan bagi kehadiran Forwaka di lingkungan Kejaksaan Agung.
Termasuk dalam memberi akses yang baik untuk para jurnalis menjalankan tugasnya.
Dalam paparannya, Baren Siagian juga meminta Kapuspenkum Harli Siregar merealisasikan adanya pressroom yang memadai bagi jurnalis yang bertugas meliput di Kejagung.
“Soalnya saat ini, pressroom yang ada sangat tidak memadai dan tidak nyaman,” katanya.
Baren juga menyatakan, rekan-rekan jurnalis di Forwaka mendoakan agar Harli Siregar sukses dalam kariernya sebagai Kajati Sumut.
“Dan bisa kembali lagi ke Jakarta sebagai JAM (jaksa agung muda, red),” kata Baren Siagian yang disambut tepuk tangan meriah jurnalis Forwaka yang hadir. (tim)