Cantik Boleh, Kosong Jangan: Menjadi Perempuan yang Berdaya Saing

Oleh: Siti Khoiriyah Hatala

Mahasiswi Program Studi Ekonomi Syariah Universitas Islam Negeri Abdul Muthalib Sangadji Ambon

Cantik dan anggun sering kali dijadikan tolok ukur utama dalam menilai perempuan. Namun, sejatinya daya saing seorang perempuan tidak hanya lahir dari penampilan luar. Lebih dari itu, nilai sejati terletak pada prestasi, kecerdasan, dan kontribusi nyata yang ia hadirkan. Perempuan berdaya saing tinggi adalah mereka yang terus belajar, menorehkan karya, serta memberi manfaat bagi masyarakat.

Kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual menjadi fondasi penting dalam membangun daya saing tersebut. Dengan bekal itu, perempuan tidak hanya indah dipandang, tetapi juga berarti karena memiliki kapasitas untuk menjawab tantangan zaman.

Sayangnya, masih ada fenomena mahasiswa perempuan yang lebih sibuk mempercantik gaya daripada mempercantik isi kepala. Waktu habis untuk mencari sensasi, tampil glamor di media sosial, namun kosong prestasi. Padahal, kecantikan sejati bukan pada sorotan kamera, melainkan pada kualitas diri dan karya yang ditinggalkan. Dunia kampus bukanlah ajang fashion show, melainkan ruang perjuangan intelektual yang menuntut karya nyata.

Ingatlah, perempuan yang hanya mengandalkan penampilan mungkin akan mendapat perhatian sesaat, tetapi perempuan yang mengandalkan kecerdasan dan prestasi akan mendapat penghargaan sepanjang masa. Dunia kerja, penelitian, hingga kepemimpinan tidak menilai dari seberapa sering kita tampil di media sosial, melainkan dari seberapa besar kontribusi yang kita berikan.

Maka, daripada berlomba-lomba menjadi pusat perhatian dengan gaya berlebihan, lebih baik berlomba-lomba menjadi pusat inspirasi dengan karya dan ide brilian. Tidak ada yang melarang tampil cantik, tetapi akan jauh lebih indah jika kecantikan itu dibarengi dengan isi kepala yang cerdas dan prestasi yang gemilang.

Dalam penyebaran Ekonomi Islam di Indonesia, perempuan punya peran strategis. Melalui kajian ilmiah, penulisan opini, lomba karya tulis, dan forum diskusi, perempuan dapat tampil sebagai agen perubahan. Secara khusus di Maluku, mahasiswi Ekonomi Syariah mulai aktif mengangkat isu-isu lokal seperti ekonomi biru, green economy, zakat, wakaf, hingga filantropi berbasis kearifan lokal. Karya mereka membuktikan bahwa perempuan muda dari timur negeri mampu bersaing di panggung nasional.

Untuk itu, mari kita, para perempuan muda, berhenti sekadar mencari perhatian dan mulailah mencari prestasi. Karena penampilan akan memudar, tetapi ilmu dan karya akan dikenang. Jadilah perempuan yang bukan hanya cantik di mata, tetapi juga cerdas di kepala dan kuat dalam kontribusi.

Kini saatnya perempuan muda Indonesia, khususnya dari Maluku, menunjukkan bahwa kita mampu bersaing, berdaya, dan menjadi cahaya perubahan. Karena sejatinya, perempuan sejati adalah mereka yang anggun dalam pikiran, bijak dalam tindakan, dan unggul dalam prestasi.

*“Kecantikan bisa memudar, tapi prestasi akan abadi. Maka, jadilah perempuan yang dikenang karena karyanya, bukan hanya karena rupanya.”*

Trending

- Advertisement -
- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini