Klaten | AndoraNews: Dengan 1.598 kasus HIV/AIDS dan lonjakan tertinggi pada kelompok Lelaki Suka Lelaki (LSL), Kabupaten Klaten menghadapi ancaman serius. Minggu (5/10). Lgbt
Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Klaten memperingatkan tentang peningkatan kasus di kalangan remaja dan pentingnya kewaspadaan. KPA Kabupaten Klaten menggelar sosialisasi tentang HIV/AIDS dan perilaku LGBT dengan mengundang seluruh perguruan tinggi di Kabupaten Klaten. Acara yang berlangsung di Pendopo Kabupaten Klaten pada 3 Oktober 2025.
Sosialisasi tersebut menghadirkan dr. Ronny Roekminto, M.Kes (Sekretaris KPA Klaten) dan Devi Permata Sari, S.Keb.Ns.MAN (Dosen Universitas Muhammadiyah Klaten) sebagai narasumber.
Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan pemahaman mendalam mengenai perilaku LGBT serta bahaya HIV/AIDS, terutama di kalangan remaja. Devi Permata Sari memaparkan data terbaru dari Kementerian Kesehatan yang menunjukkan peningkatan kasus HIV/AIDS setiap harinya. “Setiap 25 menit, ada satu orang terinfeksi HIV/AIDS,” ujarnya.
Sorotan utama dalam pembahasan ini adalah peningkatan kasus di kalangan remaja. Devi mengungkapkan bahwa sekitar 2.700 remaja usia 15-19 tahun di Indonesia telah terinfeksi HIV/AIDS. Data ini sangat mengkhawatirkan mengingat masa inkubator HIV yang cukup lama.
Perbedaan HIV dan AIDS
Devi menerangkan HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia dengan menghancurkan sel-sel CD4. Infeksi HIV dapat berlangsung bertahun-tahun tanpa gejala, namun dengan pengobatan yang tepat, orang dengan HIV dapat hidup lebih lama dan sehat. AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah tahap akhir dari infeksi HIV ketika sistem kekebalan tubuh telah rusak parah,” paparnya.
Data dari UNAIDS menunjukkan bahwa sekitar 40,8 juta orang di dunia terinfeksi HIV. Di Indonesia, data Kementerian Kesehatan tahun 2024 mencatat sekitar 63.707 orang terinfeksi, atau sekitar 0,02% dari total penduduk. Mayoritas penderita HIV/AIDS adalah laki-laki (72%) dengan rentang usia 25-49 tahun,” lanjutnya.
Faktor Risiko dan Kasus di Klaten
Faktor risiko utama adalah perilaku homoseksual (29%), namun ada juga kasus heteroseksual yang berkaitan dengan LGBT. Perubahan hormon seksual pada remaja tanpa pengendalian diri menjadi penyebab perilaku berisiko seperti seks pranikah.
dr. Ronny Roekminto memaparkan bahwa di Klaten, terdapat 1.598 kasus positif HIV setelah dilakukan tes. Kenaikan tertinggi terjadi pada LSL (Lelaki Suka Lelaki) dan LGBT usia 15-49 tahun. Hampir semua dari 26 kecamatan di Klaten memiliki kasus HIV, dengan angka tertinggi di Ceper, Jogonalan, Trucuk, dan Klaten Tengah. Peningkatan kasus LSL di Klaten mencapai 16.700%.
Fenomena LSL di Kalangan Pelajar
dr. Ronny mengungkapkan bahwa sasaran utama LSL adalah pelajar SMP, SMA, dan mahasiswa. Mereka menggunakan istilah “kucing” dan membayar mahal para pelajar. Peningkatan ini disebabkan oleh faktor sosial ekonomi dan pengaruh aplikasi chat, terutama empat aplikasi yang sering digunakan oleh kaum LGBT. Bahkan, ditemukan chat dengan ciri-ciri LGBT (warna pelangi) di perbatasan Sukoharjo.
dr. Ronny menyayangkan pembiaran terhadap aplikasi-aplikasi yang berdampak buruk ini oleh Kominfo. Ia juga menyoroti peningkatan aktivitas LGBT di media sosial seperti Facebook di sekitar Klaten. “LGBT saat ini bukan hanya sekadar penyimpangan, tapi sudah menjadi sebuah pergerakan,” tegasnya.
Perguruan Tinggi dan Agenda LGBT
dr. Ronny mencontohkan kejadian di universitas terkenal di Bandung dan Jogja, di mana perwakilan mahasiswa baru yang berperilaku menyimpang dipilih untuk berbicara di depan akademika, menimbulkan protes keras dari alumni. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengapa universitas tidak memilih mahasiswa berprestasi, melainkan memilih yang cenderung ke LSL/LGBT. Diduga, ada komunitas LGBT yang mencoba masuk ke perguruan tinggi untuk melebarkan sayap dan mempengaruhi pemerintah agar melegalkan perkawinan sejenis.
KPA berharap masyarakat tidak ragu menghubungi mereka jika ada indikasi penyimpangan. Pemerintah siap membantu hingga ke psikiater.
Himbauan
Masyarakat, terutama remaja, diimbau untuk mewaspadai faktor risiko HIV/AIDS dan perilaku LGBT yang semakin meningkat di Kabupaten Klaten. Dengan 1.598 kasus dan kenaikan tertinggi pada LSL dan LGBT usia 15-49 tahun, kewaspadaan dan tindakan preventif sangat diperlukan.
Jangan ragu untuk mencari bantuan dan informasi yang tepat guna melindungi diri dan orang-orang terdekat dari bahaya HIV/AIDS dan penyimpangan prilaku atau LBGT. (Red)