Pasbar | AndoraNews: Taman Kota Tematik II mendadak berubah menjadi panggung ekspresi bahasa dan sastra, Minggu (26/10/2025). Forum Pegiat Literasi (FPL) Kabupaten Pasaman Barat menggelar Festival Lomba Bertutur sebagai bentuk perayaan Bulan Bahasa dan Hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober mendatang. Kegiatan ini menjadi wadah kreatif bagi masyarakat untuk menumbuhkan kecintaan terhadap bahasa daerah sekaligus memperkuat budaya literasi di Pasaman Barat. Pasbar
Festival ini dibuka secara resmi oleh Bunda Literasi Kabupaten Pasaman Barat, Sifrowati, yang hadir bersama Bunda Literasi Kecamatan Pasaman. Kehadiran keduanya menegaskan sinergi gerakan literasi dari tingkat kabupaten hingga akar komunitas di kecamatan. Dukungan para pemangku kepentingan literasi pun terlihat kuat, baik dari lembaga pendidikan, taman bacaan masyarakat, hingga para orang tua dan siswa yang memadati area taman kota.
Ketua FPL Pasaman Barat, Deni Melizone, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari agenda tahunan FPL yang telah memasuki tahun keenam pelaksanaannya. Menurutnya, konsistensi penyelenggaraan festival ini merupakan bukti nyata komitmen masyarakat Pasaman Barat dalam mengembangkan literasi lokal.
“Ini sudah masuk tahun yang ke-6 untuk diadakan. Tujuannya tidak hanya untuk memperingati Bulan Bahasa, tapi juga memperkuat penggunaan bahasa daerah di kalangan generasi muda, khususnya anak-anak Pasaman Barat,” ujar Deni Melizone.
Ia menambahkan bahwa tahun ini festival mengangkat bahasa Minang sebagai fokus utama dalam lomba bertutur dan mendongeng. “Kali ini dalam bahasa Minang,” tegasnya. Namun, ia juga membuka kemungkinan untuk mengeksplorasi bahasa daerah lainnya pada tahun-tahun mendatang. “Untuk acara selanjutnya bisa juga nanti pakai bahasa daerah lainnya,” tambahnya.
Selain sebagai ajang selebrasi, kegiatan ini juga menjadi sarana evaluasi gerakan literasi di daerah. Deni berharap, melalui festival ini, pihaknya dapat melihat sejauh mana pemahaman dan implementasi literasi di tengah masyarakat Pasaman Barat.
Festival Lomba Bertutur ini menghadirkan berbagai kategori kompetisi. Untuk jenjang SD dan SMP, FPL mengadakan Lomba Pidato Minang serta Lomba Mendongeng yang mengasah kemampuan berbicara dan bercerita dalam bahasa ibu. Sementara bagi pelajar SMP dan SMA, tersedia Lomba Membaca Puisi dan Lomba Menulis Puisi yang menumbuhkan kreativitas sastra di kalangan remaja.
Kategori yang paling menarik perhatian adalah Lomba Membaca Nyaring, yang dibuka untuk umum dan secara khusus diikuti oleh para pengelola Taman Bacaan Masyarakat (TBM). Lomba ini dirancang untuk mengasah kemampuan interpretasi teks dan meningkatkan keterampilan literasi fungsional masyarakat.
Suasana taman kota dipenuhi semangat dan tepuk tangan setiap kali peserta tampil. Orang tua, guru, dan pengunjung menikmati atmosfer edukatif yang berpadu dengan kebanggaan terhadap kekayaan bahasa daerah.
Melalui kegiatan ini, FPL Pasaman Barat menunjukkan bahwa literasi bukan sekadar membaca dan menulis, tetapi juga merayakan identitas, budaya, dan kebersamaan.(Sapriandi)

