Refleksi di Hari Ayah: Sosok yang Tak Pernah Meminta Dikenang

AndoraNews: Setiap tanggal 12 November, dunia memperingati Hari Ayah Nasional sebuah momentum yang sering kali lewat begitu saja tanpa gemuruh, tanpa pesta, dan tanpa riuh ucapan selamat di media sosial. Berbeda dengan Hari Ibu yang identik dengan bunga dan pelukan hangat, Hari Ayah sering datang dalam diam. Namun justru di sanalah letak keindahannya: ayah memang selalu terbiasa mencintai dalam kesunyian. Hari ayah

Ayah adalah sosok yang jarang menuntut. Ia tidak banyak bicara tentang kasih sayang, tapi setiap keringat yang menetes di keningnya adalah bahasa cinta yang paling jujur. Di balik sikap tegas dan tutur yang mungkin keras, tersimpan kekhawatiran mendalam tentang masa depan anak-anaknya meski jarang ia ungkapkan.

Bagi sebagian anak, sosok ayah kadang terasa jauh. Ia berangkat sebelum matahari terbit, pulang ketika malam sudah larut. Namun di setiap langkahnya, ada doa yang tak pernah terucap. Ayah mungkin tidak menulis surat, tidak selalu berkata “aku sayang kamu”, tetapi ia membuktikannya dalam tindakan kecil memperbaiki genteng bocor, memastikan beras di dapur tak pernah habis, atau diam-diam menabung untuk biaya sekolah.

Di tengah arus zaman yang serba cepat, peran ayah pun ikut berubah. Kini banyak ayah yang juga terlibat dalam mengasuh anak, menemani belajar, bahkan memasak di dapur. Cinta ayah masa kini tak lagi sebatas menjadi tulang punggung ekonomi, tetapi juga menjadi teman bicara, pelindung, dan sahabat bagi keluarganya.

Namun, perlu kita sadari, tak semua anak memiliki kesempatan untuk merasakan kehadiran ayah. Ada yang telah pergi lebih dulu, ada pula yang harus berjauhan karena tuntutan pekerjaan. Bagi mereka, Hari Ayah menjadi momen mengenang bukan dengan air mata, tapi dengan doa dan rasa syukur atas jejak perjuangan yang pernah ditinggalkan.

Hari Ayah seharusnya menjadi ajakan untuk berhenti sejenak dan melihat kembali betapa besar peran sosok ini dalam kehidupan kita. Bukan hanya dengan ucapan manis, tetapi dengan sikap hormat, perhatian, dan kasih sayang yang nyata.

Karena sesungguhnya, ayah tidak pernah meminta dikenang. Ia hanya ingin melihat anak-anaknya tumbuh menjadi pribadi yang kuat, jujur, dan mampu berdiri di atas kaki sendiri meski dari kejauhan, ia menatap dalam diam, dengan hati yang penuh cinta.

Trending

- Advertisement -
- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini