JAKARTA | AndoraNews : Para buruh yang berdemo di depan gerbang DPR RI membawa foto Puan Maharani yang sedang menangis. Foto itu tampaknya sengaja dibawa para pendemo untuk mengingatkan Puan agar konsisten dalam merespon persoalan yang sama.
Puan ditantang pendemo untuk juga menentang kebijakan Joko Widodo (Jokowi) menaikkan harga BBM dengan tetesan air mata sebagaimana ia menentang yang kebijakan Susilo Bambang Yodhoyono (SBY).
Demikian disampaikan Pakar Komunikasi Politik Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga kepada para wartawan, Selasa (06/09/2022). Jamiluddin menilai, tuntutan pendemo itu sangat wajar mengingat jabatan Puan saat ini sebagai Ketua DPR RI.
“Apalagi salah satu fungsinya mengawasi kebijakan yang diambil eksekutif,” kata Dosen Pasca Sarjana Fikom Universitas Esa Unggul, Jakarta ini.
Untuk itu, imbau Jamiluddin, Puan seharusnya mendengarkan sungguh-sungguh aspirasi rakyat terkait kebijakan yang diambil eksekutif.
“Kalau rakyat menolak kebijakan eksekutif, sudah seharusnya Puan memperjuangkannya untuk membatalkan kebijakan eksekutif tersebut,” tegas Jamiluddin.
Menurut Jamiluddin, tidak seharusnya Puan memahami kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM sementara mayoritas rakyat menolaknya.
“Di sini Puan jelas sangat tidak aspiratif dan tidak melaksanakan fungsi pengawasan,” imbuh Dekan Fikom IISIP, Jakarta 1996-1999 ini.
Kalau saat ini saja Puan sudah tidak aspiratif, tutur Jamiluddin, tentu rakyat akan sulit menilainya layak menjadi presiden.
“Rakyat akan khawatir Puan akan mengabaikan suara rakyat bila nantinya menjadi presiden,” ungkap Jamiluddin.
Karena itu, Jamiluddin mengingatkan, bila Puan ingin sukses menjadi capres dan kelak akan terpilih, maka saat inilah momen yang tepat menunjukkan dirinya sebagai pemimpin yang aspiratif.
“Puan harus berani melakukan fungsi pengawasan dengan menolak kebijakan menaikkan harga BBM,” tukas Penulis Buku Riset Kehumasan ini.
Jadi, tambah mantan Sekjen Media Watch ini, momen kenaikan harga BBM akan menguji kelayakan Puan sebagai pemimpin yang sesungguhnya.
“Kalau Puan berani menolak kenaikkan harga BBM, maka ia layak menjadi capres pada Pilpres 2024,” pungkas Jamiluddin Ritonga. *Desi/Maste/a-News.
