Gotong Royong Atasi Sampah: Desa Serangan Dan BTID Perkuat Kolaborasi Lewat Angen Bali Dan Teba Modern

Denpasar | AndoraNews: Kini warga Serangan juga mulai mengembangkan pengelolaan sampah berbasis sumber di beberapa titik desa, termasuk limbah organik yang membutuhkan penanganan berbeda. Bali

Warga Desa Serangan terus maju dalam menangani persoalan sampah. Melalui Angen Bali, workshop hasil kolaborasi dengan PT Bali Turtle Island Development (BTID), sampah plastik yang mencemari laut kini diolah menjadi produk bernilai ekonomis.

Sejatinya, Desa Serangan bersama BTID sudah memulai langkah ini sejak 2023, dengan menghadirkan tujuh unit teba modern di fasilitas umum yang hingga kini masih berjalan.

Inisiatif awal ini menjadi fondasi penting untuk memperkuat gerakan pengelolaan sampah berbasis sumber di desa.

“Tepat tanggal 19 Agustus 2025, kita akan bangkit lagi. Berdasarkan instruksi nasional untuk ikut menyelamatkan bumi, ini menjadi kewajiban kami untuk turut serta dengan cara pembuatan teba modern,” ujar I Nyoman Gde Pariatha, Jro Bendesa Serangan dalam peresmian pembuatan empat teba modern di kelurahan Serangan.

Tidak hanya 100 teba modern yang akan dibangun di Kelurahan Serangan, terdapat tambahan 19 unit teba modern bantuan dari BTID untuk mendukung inisiatif baik dalam pelestarian lingkungan. Keseluruhan unit ini diutamakan untuk dibangun pada fasilitas umum.

Bagi BTID, kesediaan Desa Serangan untuk memulai berinovasi secara kreatif adalah bukti kolaborasi jangka panjang yang hidup.

“Kami percaya solusi sejati lahir dari masyarakat. Peran kami hanya menjaga agar inisiatif seperti Angen Bali dan teba modern ini terus berjalan dan bisa menjadi contoh untuk masyarakat di seluruh Bali, bahkan Indonesia,” kata Zakki Hakim, Kepala Komunikasi BTID, yang bangga mengenakan kalung ID tag hasil karya Angen Bali. “Dari Serangan, kita melihat bagaimana tradisi lokal bisa jadi dasar inovasi berkelanjutan,” lanjutnya.

Kegiatan ini menjadi satu rangkaian dengan kegiatan tahunan di Desa Serangan yaitu Serangan Bersih Indah Asri (Bersinar), yang tahun ini diselenggarakan dari 6 Agustus sampai dengan 19 September. Sebuah aksi nyata dalam upaya menjaga dan melestarikan lingkungan Serangan. “Pembangunan teba modern menjadi bagian dari pelaksanaan program Serangan Bersinar yang berkolaborasi dengan BTID. Kedepannya semoga masyarakat lebih sadar dengan kebersihan, kita harus mempertahankan anugerah penghargaan Rintisan Desa Wisata yang diperoleh Desa Serangan,” ungkap Ni Wayan Sukanami, Kepala Kelurahan Serangan.

Lebih lanjut, I Wayan Patut, aktivis lingkungan di Desa Serangan menjelaskan manfaat yang didapatkan dari pembangunan teba modern ini. “Nantinya hasil dari teba modern ini adalah pupuk kompos. Selain sebagai pupuk untuk tanaman warga, ini juga dapat menjadi sumber pendapatan bagi warga.”

Menindaklanjuti hasil rapat koordinasi Pemerintah Kota Denpasar yang dilangsungkan pada 14 Agustus 2025 lalu, seluruh kelurahan di wilayah Kota Denpasar diwajibkan untuk membangun teba modern. Pemerintah Kota Denpasar telah menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk pembangunan 100 unit teba modern berkapasitas 100 liter per teba, dengan 200 komposter sebesar 450 juta di setiap kelurahan di Kota Denpasar.

Dengan adanya inisiatif teba modern yang semakin digencarkan pemerintah daerah, akan mempercepat adaptasi warga Serangan dalam membangun kebiasaan memilah sampah organik dan plastik . Kini, warga Serangan dapat menyalurkan sampah plastik ke Angen Bali untuk dikelola menjadi produk daur ulang bernilai ekonomis. Sementara sampah organik, termasuk limbah hasil laut, dapat diolah menjadi kompos dengan teba modern yang tersebar di titik-titik kunci desa.

Semua lapisan masyarakat turut terlibat, dari generasi muda hingga orang tua, dengan dukungan desa adat dan desa dinas. Harapannya, gotong royong mengelola sampah berbasis sumber ini adalah lingkungan yang terjaga, sampah organik kembali terurai ke alam tanpa mencemari tanah, air dan udara, sementara sampah plastik berubah menjadi produk bermanfaat yang dapat menambah penghasilan masyarakat.

Di tengah persoalan sampah di Bali, Serangan mampu menjadi bagian dari solusi pengelolaan sampah berbasis sumber. Bukan dengan teknologi canggih, tetapi melalui semangat gotong royong dan kebiasaan kolektif yang tumbuh dari komunitas.

Dari titik ke titik di desa, warga pesisir ini mengubah limbah jadi peluang, memelihara lingkungan, dan membuktikan bahwa gotong royong dapat menghasilkan solusi nyata berkelanjutan dan bernilai ekonomis.

Trending

- Advertisement -
- Advertisement -

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini