Denpasar, Bali | AndoraNews: Situasi di kawasan Renon, Denpasar, Sabtu (30/8/2025) malam, memanas setelah Massa yang terdiri dari mahasiswa, remaja, hingga pengemudi ojek online (ojol) menutup Jalan Cok Agung Tresna sejak sore. Jalan vital itu lumpuh, sementara pusat kuliner yang biasanya ramai terpaksa tutup lebih awal. Bali
Sekitar pukul 20.30 WITA, massa melakukan aksi pembakaran sampah di tengah jalan. Api berkobar tepat di depan pusat kuliner Renon, menambah ketegangan dengan barikade pasukan polisi di lokasi. Ketika demonstran berusaha mendekati barisan aparat, polisi melepaskan tembakan gas air mata. Massa sempat mundur ke arah Jalan Tukad Unda, namun tetap bertahan di sekitar kawasan tersebut.
Beberapa demonstran mengaku aksi ini dipicu oleh rasa kecewa terhadap sikap aparat kepolisian. “Kami tidak terima dengan perlakuan polisi terhadap masyarakat. Ini bentuk perlawanan kami!” ujar seorang pendemo.
Di tengah aksi, insiden lain menimpa jurnalis detikBali, Fabiola Dianira. Saat hendak mengambil gambar penangkapan massa di Jalan Puputan Renon, Fabiola mengaku dihadang sejumlah orang berpakaian preman yang diduga aparat. Ia dipaksa menghapus foto, diperiksa ponselnya, bahkan sempat diperlakukan kasar meski Sudah demo Memanas di Renon Bali, Polisi Tembakkan Gas Air Mata Jurnalis Alami Intimidasi menunjukkan identitas pers.
“Mereka memegang tangan saya, memaksa lihat galeri, padahal saya belum sempat ambil foto,” kata Fabiola. Ia sempat dipaksa duduk di parkiran Ditkrimsus Polda Bali sebelum akhirnya dilepaskan. Barang-barangnya dikembalikan, namun tanpa penjelasan resmi.
Perlakuan tersebut memicu keprihatinan kalangan jurnalis dan organisasi pers yang menilai tindakan aparat mencederai kebebasan pers. Hingga berita ini diturunkan, pihak Polda Bali belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden tersebut.
Situasi di Renon sendiri masih tegang. Aparat kepolisian berjaga ketat, sementara warga diimbau menghindari kawasan yang terdampak kerusuhan.